Tanjungpinang, pejalan.or.id – Tanjungpinang adalah ibu kota Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Kota ini memiliki sejarah panjang yang erat kaitannya dengan perkembangan Kesultanan Melayu dan jalur perdagangan di Selat Malaka.
Asal Nama Tanjungpinang
Nama “Tanjungpinang” berasal dari pohon pinang yang tumbuh di tanjung (sebuah daratan yang menjorok ke laut). Pohon ini menjadi penanda bagi pelaut untuk mengenali daerah tersebut.
Kesultanan Riau-Lingga
Pada abad ke-18, Tanjungpinang menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Riau-Lingga setelah jatuhnya Kesultanan Malaka ke tangan Portugis pada tahun 1511. Ketika Sultan Mahmud Syah III mengalihkan pusat kerajaan dari Bintan ke Daik Lingga, Tanjungpinang menjadi ibu kota kedudukan Yang Dipertuan Muda, seorang pemimpin penting dalam Kesultanan Riau-Lingga yang mengurusi pemerintahan sehari-hari.
Peran dalam Perdagangan
Tanjungpinang menjadi pelabuhan penting dalam jalur perdagangan internasional, khususnya dalam perdagangan rempah-rempah dan komoditas lain yang melibatkan pedagang dari berbagai bangsa, termasuk Cina, Arab, dan Eropa.
Kolonialisme
Pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, wilayah ini menjadi perebutan antara Belanda dan Inggris. Pada tahun 1824, melalui Traktat London, Tanjungpinang secara resmi berada di bawah kendali Belanda. Belanda mengembangkan kota ini sebagai pusat administratif dan perdagangan yang strategis di wilayah Kepulauan Riau.
Era Modern
Setelah kemerdekaan Indonesia, Tanjungpinang menjadi bagian dari Provinsi Riau. Namun, seiring dengan pembentukan Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2002, Tanjungpinang ditetapkan sebagai ibu kota provinsi. Sejak itu, Tanjungpinang mengalami perkembangan pesat sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, dan pariwisata di Kepulauan Riau.
Tanjungpinang bukan hanya pusat pemerintahan, tetapi juga kota yang kaya akan budaya dan sejarah, terutama dalam konteks sejarah Melayu dan perkembangan Islam di wilayah Kepulauan Riau.
Harta Visual
Foto-foto zaman dahulu di Tanjungpinang adalah harta karun visual yang menyimpan jejak sejarah dan budaya kota yang kaya akan warisan Melayu dan peranannya sebagai pusat penting di Kepulauan Riau. Setiap foto yang diambil pada masa itu menawarkan kilasan ke dalam kehidupan sehari-hari, peristiwa penting, dan perubahan yang dialami Tanjungpinang selama bertahun-tahun.
Potret Kehidupan Sehari-hari: Foto-foto lama Tanjungpinang sering kali menangkap momen-momen kehidupan sehari-hari di kota pesisir ini. Gambar-gambar warga yang beraktivitas di pasar tradisional, nelayan yang sedang menyiapkan perahu, atau anak-anak yang bermain di tepi pantai memberikan gambaran tentang kehidupan yang sederhana namun penuh warna.
Foto-foto ini juga memperlihatkan gaya berpakaian orang-orang pada masa itu, mulai dari baju tradisional hingga pakaian kasual yang mencerminkan pengaruh budaya Melayu dan Tionghoa yang kuat.
Peristiwa dan Upacara Penting: Banyak foto-foto lama yang mendokumentasikan peristiwa penting di Tanjungpinang, seperti perayaan Hari Kemerdekaan, upacara adat, atau kunjungan tokoh-tokoh penting.
Dalam foto-foto ini, kita dapat melihat bagaimana masyarakat Tanjungpinang berkumpul untuk merayakan bersama, baik dalam upacara resmi maupun dalam perayaan yang lebih santai. Foto-foto ini menangkap semangat kebersamaan dan kebanggaan yang dirasakan oleh warga kota pada saat-saat tersebut.
Arsitektur dan Pemandangan Kota: Foto-foto bangunan bersejarah, seperti Gedung peninggalan sejah, Vihara, dan masjid-masjid tua, menawarkan pandangan tentang arsitektur Tanjungpinang di masa lalu.
Gambar-gambar jalanan kota dengan rumah-rumah panggung tradisional dan gedung-gedung kolonial memberikan kesan bagaimana Tanjungpinang berkembang dari sebuah kota kecil menjadi pusat administratif yang penting di bawah pemerintahan Belanda.
Pemandangan dari pelabuhan dengan kapal-kapal layar yang berlabuh juga menunjukkan pentingnya Tanjungpinang sebagai kota pelabuhan yang strategis di Selat Malaka.
Warna Warisan Budaya: Banyak dari foto-foto ini juga memperlihatkan bagaimana warga setempat menjaga dan merayakan warisan budaya mereka. Gambar-gambar ini tidak hanya merekam momen, tetapi juga mengekspresikan identitas budaya yang kuat yang terus hidup di tengah-tengah masyarakat hingga hari ini.
Transformasi Kota: Foto-foto lama Tanjungpinang juga menggambarkan transformasi kota dari masa ke masa. Dari jalan-jalan yang dahulu sunyi kini ramai dengan kendaraan, hingga bangunan-bangunan baru yang menggantikan struktur-struktur lama, setiap foto adalah saksi bisu dari perubahan yang terjadi di kota ini.
Perbandingan antara foto-foto lama dan kondisi Tanjungpinang saat ini memberikan perspektif tentang betapa cepatnya kota ini berkembang dan berubah.
Koleksi foto-foto zaman dahulu di Tanjungpinang adalah lebih dari sekadar gambar hitam-putih yang memudar. Mereka adalah jendela ke dalam sejarah kota, pengingat akan warisan yang harus dilestarikan, dan sumber inspirasi bagi generasi mendatang.
Melalui foto-foto ini, kita dapat menyelami cerita tentang masa lalu Tanjungpinang, menghargai nilai-nilai yang diwariskan, dan memahami bagaimana sejarah telah membentuk kota yang kita kenal hari ini./pejalan
Editor : pejalan.or.id