Tanjungpinang, Pejalan.or.id – Sudah menjadi hal yang normal jika anak-anak suka jajan makanan di luar. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa masa kini juga suka dengan jajanan, baik jajanan kemasan maupun yang dijual dipinggiran jalan. Namun sebagai orangtua, harus bisa memilih jajanan sehat guna membatasi atau bahkan menghindari yang tidak sehat.
Anak-anak tidak hanya jajan di sekolah, melainkan juga di rumah. Di mana saja anak-anak beraktifitas, tentunya tidak akan jauh dari jajan. Kebanyakan mereka jajan sembarangan tanpa memikirkan kebersihan dan kandungan yang terdapat pada makanan tersebut. Oleh sebab itu, orang tualah yang harus mengedukasi anak agar pintar memilih jajanan yang sehat.
Begitu banyak jajanan yang kurang higenis dan mengandung zat berbahaya yang dijual. Anak-anak hanya tau jajanan itu lezat dan nikmat di makan, apalagi anak yang suka ngemil. Biasanya orang tua selalu menyetok banyak jajanan untuk anaknya. Di bawah ini akan kita bahas zat apa saja yang terkandung di dalam jajanan anak.
Zat Berbahaya di Jajanan Anak
Sebagai orang tua harus teliti memulih jajanan anak. Jika tidak, berbagai penyakit akan menerpa anak. Rata-rata anak yang jajan sembarangan akan mengalami diare. Selain itu ada juga yang mengalami tifus hingga gagal ginjal.
Dilansir dari Halodoc.com, zat berbahaya yang sering terdapat pada jajanan anak, yaitu:
1. Pengawet Formalin
Inilah yang paling berbahaya. Formalin biasanya banyak ditemukan pada ikan, ayam, tahu, dan mi. Bahan pengawet mayat ini sering digunakan untuk membuat makanan jadi segar, awet, dan tidak mudah busuk. Padahal, menurut ahli formalin sangat berbahaya bagi kesehatan.
Jika terpapar secara kronik dan berulang-ulang bisa membuat sakit kepala, mual-mual, gangguan pernapasan, radang hidung kronis, hingga gangguan persarafan berupa susah tidur. Bahkan, formalin juga termasuk zat beracun dan karsinogen yang bisa menyebabkan kanker. Selain formalin, boraks juga sering dipakai untuk mengawetkan makanan, bahkan membuat tekstur makanan menjadi lebih lembut dan kenyal.
2. Zat pewarna
Bahan pewarna makanan terbagi menjadi dua, yakni pewarna alami dan buatan. Nah, pewarna yang harus diwaspadai adalah Rhodamin B. Zat ini biasa digunakan untuk industri tekstil, tetapi sering disalahgunakan untuk pewarna makanan dan kosmetik.
Biasanya zat ini sering ditemukan pada kerupuk, terasi dan makanan ringan. Selain itu, Rhodamin B juga bisa ditemukan pada sirup, manisan, kembang gula, bubur, cendol, dan ikan asap.
3. Pemanis Buatan
Bahan yang satu ini sering digunakan pada minuman berwarna. Sebenarnya, terdapat peraturan yang mewajibkan produsen mencantumkan pemanis buatan di dalamnya. Namun, di pasaran masih banyak produsen yang memakai pemanis buatan tanpa mencantumkannya di kemasan. Hal ini berbahaya bagi tubuh.
Penelitian dari Eropa mengatakan, risiko diabetes tipe 2 dapat meningkat dua kali lipat lebih tinggi akibat konsumsi minuman yang mengandung pemanis buatan. Bahkan, minuman sekali saja dalam sehari bisa meningkatkan risiko tersebut. Selain itu, pemanis buatan juga bisa meningkatkan berat badan, sindrom metabolisme (gejalanya hipertensi, kadar gula tinggi, dan lemak di pinggang).
Bahan Berbahaya hingga Cemaran Logam Berat
Selaun zat berbahaya di atas, ada juga bahan berbahaya yang mengandung logam berat pada jajanan anak. Ada riset menarik yang bisa kita simak. Studi dalam Infodatin – Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, “Situasi Pangan Jajanan Anak Sekolah” tahun 2014 mengatakan, terdapat jajanan berbahaya di sekolah maupun di warung yang mesti diwaspadai.
Dalam penelitian tersebut dikatakan, penyebab jajanan anak jadi berbahaya karena disebabkan beberapa hal. Misalnya, pencemaran mikroba, bahan tambahan pangan berlebih, dan penggunaan bahan berbahaya.
Di tahun 2013 ada 7 jenis jajanan yang diuji pada pengawasan PJAS. Mulai dari bakso (sebelum diseduh/disajikan), jelly/agar-agar/produk gelatin lainnya/, minuman es (es mambo, lolipop, es lilin, es cendol, es campur, dan sejenisnya), mie (disajikan/siap dikonsumsi), minuman berwarna dan sirop, kudapan (makanan gorengan, seperti bakwan, tahu goreng, cilok, sosis, dan lain-lain), dan makanan ringan (kerupuk, keripik, produk ekstrusi, dan sejenisnya).
Menurut hasil penelitian tersebut, dari pemeriksaan sampel pangan yang paling tidak memenuhi syarat secara berturut-turut adalah minuman berwarna/sirup, minuman es, jelly/agar-agar, dan bakso. Alasannya, jajanan tersebut menggunakan bahan berbahaya yang digunakan untuk pangan, menggunakan bahan tambahan pangan melebihi batas, dan mengandung cemaran logam berat melebihi batas maksimal, serta kualitas mutu mikrobiologis yang tidak memenuhi syarat.
Mengenai jajanan anak ini selain orang tua, pihak sekolah juga harus turut andil dalam mengedukasi anak perihal memilih jajanan. Selain itu, pihak sekolah haruslah melakukan sidak rutin terhadap kantin-kantin yang.menjual makanan maupun jajanan kepda anak. Karena, masih sering dijumpai anak yang keracunan jajanan saat di sekolah.
Sebagai orang tua harus lebih bijak lagi dalam memilih jajanan anak. Terkadang efek dari jajanan tersebut tidak langsung. Ada yang memakan waktu lama baru gejalanya muncul. Perhatikan kandungan dalam jajanan anak guna menghindari keracunan maupun penyakit jangka panjang. (***)
Editor : _____