Tanjungpinang, pejalan.or.id – Nenek moyang bangsa Indonesia adalah bangsa Proto Melayu yang datang ke kawasan Nusantara sekitar 1.500 sampai 2.000 Sebelum Masehi. Jalur barat, berarti melalui wilayah Malaysia dan Sumatra, sedangkan jalur timur artinya melalui Filipina dan Sulawesi.
Dilansir dari penelusuran digital oleh tim pejalan.or.id tentang Bangsa Proto Melayu Kedatangan Bangsa ini pun mendesak keberadaan penduduk asli pada saat itu. Bangsa Proto Melayu membawa kebudayaan yang lebih modern daripada penduduk Nusantara pada masa itu. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya berbagai macam peralatan batu yang sudah dihaluskan.
Kapak lonjong. (Sumber : BBC)
Suku di Indonesia yang dipengaruhi oleh kebudayaan Proto Melayu adalah Suku Sasak di Nusa Tenggara Barat, Suku Toraja di Sulawesi, Suku Dayak di Kalimantan, dan Suku Nias di Sumatra.
Untuk itu, cari tahu lebih banyak tentang persebaran bangsa Proto Melayu di Indonesia melalui penjelasan berikut, yuk!
Bagaimana Bangsa Proto Melayu Masuk ke Wilayah Indonesia?
Bangsa Proto Melayu diperkirakan awal persebarannya di mulai dari Madagaskar sampai pulau paling timur di wilayah Pasifik.
Kemudian, mereka mulai masuk ke Yunan di Tiongkok Selatan.
Apa Itu Proto Melayu: Sejarah, Ciri-Ciri dan Persebarannya./Suku Kubu yang tinggal di kawasan hutan dataran rendah di wilayah Sumatra Tengah khususnya Jambi. (FOTO/Wikimedia Commons)
Lalu, bermigrasi ke Semenanjung Indochina atau Asia Tenggara Daratan, yaitu Kamboja, Laos, Vietnam atau dalam arti luas mencapai negara Myanmar, Thailand, dan Malaysia Barat.
Melalui Indochina, bangsa Proto Melayu masuk ke wilayah Nusantara dari jalur barat dan jalur timur, yang seiring berjalannya waktu menyebar ke seluruh Nusantara.
Ciri-Ciri Bangsa Proto Melayu
Bangsa Proto Melayu mempunyai ciri fisik berupa rambut lurus, kulit kuning kecokelatan, dan bermata sipit. Suku di Indonesia merupakan keturunan peradaban bangsa Proto Melayu adalah Suku Sasak, Suku Toraja, Suku Dayak, dan Suku Nias.
Kebudayaan dan Peninggalan Proto Melayu
Bangsa Proto Melayu membawa peradaban Neolitikum, yang tersebar di wilayah Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan. Peradaban Neolitikum adalah zaman batu muda yang punya ciri-ciri, yaitu:
- Menggunakan peralatan batu yang sudah dihaluskan
- Melakukan kegiatan meramu dan membuat makanan sendiri
- Masyarakatnya mulai menerapkan sistem barter, beternak, dan berdagang
- Tinggal secara permanen
- Hidup bersama, membuat aturan yang disepakati bersama, dan mempercayai arwah.
Berikut, peninggalan dari bangsa Proto Melayu, yaitu:
Kapak Persegi
Kapak persegi punya bentuk persegi panjang atau trapesium dan terbagi menjadi dua, yaitu kapak persegi besar dan kapak persegi kecil.
Kapak persegi besar umumnya dinamakan kapak beliung yang bentuknya mirip seperti cangkul.
Sedangkan, kapak persegi kecil dinamakan kapak tatah yang bisa ditemukan di Indonesia bagian barat, seperti Sumatra, Jawa, dan Bali.
Kapak Bahu
Kapak bahu bentuknya hampir mirip dengan kapak persegi, tetapi ada bagian yang diikat pada tangkainya, sehingga mirip botol persegi. Kapak bahu banyak ditemukan di daerah Sulawesi.
Kapak Lonjong
Kapak lonjong bentuknya seperti bulat telur yang bagian ujungnya dibentuk lancip agar tajam.
Penyebarannya di Indonesia bagian timur, seperti Papua, Seram di Maluku, dan Minahasa di Sulawesi.
Tembikar
Tembikar atau gerabah terbuat dari tanah liat yang dibentuk oleh perajin.
Tembikar dihiasi oleh berbagai macam gambar atau dibentuk menjadi bentuk hewan atau manusia.
Peninggalan tembikar banyak ditemukan di wilayah Sumatra dan Jawa.
Nah, itulah penjelasan lengkap tentang bangsa Proto Melayu dan bagaimana bangsa Proto Melayu masuk ke wilayah Indonesia.
Periode Neolitikum dan Zaman Megalitikum menjadi landasan perkembangan kebudayaan Nusantara, di mana masyarakat telah mengenal kepercayaan dan memiliki keterampilan membangun bangunan megalitikum yang besar./pejalan
Editor : pejalan.or.id