Selain Ibu Kota Nusantara, Inilah 7 Karya Seni Monumental Rancangan Nyoman Nuarta

Tanjungpinang, pejalan.or.id – Kesengitan karya maestro I Nyoman Nuarta tidak diragukan lagi. Sebagai seorang pematung Indonesia dan pelopor gerakan seni rupa baru sejak 1976, I Nyoman Nuarta, yang merupakan alumni ITB angkatan 1979, telah menciptakan lebih dari seratus karya seni patung.

Karya-karya I Nyoman Nuarta mencakup berbagai gaya, dari seni patung modern hingga naturalistik. Material yang sering digunakan dalam patung-patungnya adalah tembaga dan kuningan. Berikut adalah beberapa karya I Nyoman Nuarta yang tercatat dari berbagai sumber:

Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK)

Garuda Wisnu Kencana adalah salah satu karya terbesar dan paling ikonik dari Nyoman Nuarta. Patung ini terletak di Bukit Ungasan, Bali, dan merupakan salah satu patung tertinggi di dunia dengan tinggi mencapai 121 meter.

Patung ini menggambarkan Dewa Wisnu yang tengah menunggangi burung Garuda, yang dalam mitologi Hindu adalah simbol dari keberanian dan kebajikan.

Proyek yang dimulai pada 1990-an ini selesai pada tahun 2018, menjadi salah satu destinasi wisata utama di Bali yang menggabungkan seni, budaya, dan pariwisata.

Tugu Proklamasi

Tugu Proklamasi terletak di Lapangan Proklamasi, Jakarta, dan merupakan salah satu karya monumental yang sangat penting dalam sejarah Indonesia.

Monumen ini menggambarkan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, dengan patung Soekarno dan Hatta berdiri berdampingan.

Monumen ini menjadi pengingat akan perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaannya.

Monumen Jalesveva Jayamahe

Monumen ini berdiri megah di kawasan pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur. Jalesveva Jayamahe yang berarti “Di Laut Kita Jaya” merupakan semboyan TNI Angkatan Laut Indonesia.

Patung ini menggambarkan seorang perwira Angkatan Laut yang berdiri tegak di atas geladak kapal, menghadap laut lepas, melambangkan kejayaan dan ketangguhan Angkatan Laut Indonesia.

Jalesveva Jayamahe memerlukan pembangunan selama 6 tahun, diresmikan langsung oleh Presiden Soeharto pada 5 Desember 1996.

Patung Arjuna Wijaya

Patung yang terletak di pusat Jakarta ini dikenal juga dengan nama patung kuda. Patung ini menggambarkan Arjuna yang sedang menaiki kereta perang yang ditarik oleh delapan ekor kuda, dipandu oleh Krishna sebagai sais. Patung ini melambangkan perjuangan dan kemenangan dalam menjalankan tugas sebagai seorang ksatria.

Patung Soekarno

Patung Soekarno ditujukan untuk menghormati dan mengenang peran Soekarno, proklamator kemerdekaan dan presiden pertama Indonesia. Patung ini dibuat dengan menggambarkan Soekarno dalam posisi duduk.

Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan kondisi geografis Indonesia yang rawan gempa. Dengan pose duduk, patung ini diharapkan lebih stabil dan meminimalkan kerusakan jika terjadi gempa bumi.

Selain aspek teknis, patung Soekarno ini juga memiliki makna simbolis yang mendalam. Pembangunannya dilakukan untuk merayakan seratus tahun berdirinya Institut Teknologi Bandung (ITB), almamater Soekarno.

Di bagian dasar patung tersebut, direncanakan untuk dibangun sebuah museum sejarah yang akan berfokus pada peristiwa-peristiwa penting yang berlatar Asia-Afrika, salah satu tema yang sangat dekat dengan Soekarno.

Monumen Perjuangan Rakyat Bali

Monumen Perjuangan Rakyat Bali yang dibuat oleh Nyoman Nuarta adalah sebuah karya monumental yang terletak di Renon, Denpasar, Bali.

Monumen ini dirancang untuk menghormati perjuangan dan keberanian rakyat Bali dalam melawan penjajahan. Menggunakan desain yang mencerminkan kekayaan seni dan budaya Bali, monumen ini berbentuk seperti bunga teratai dengan patung besar seorang pejuang di pusatnya.

Selain berfungsi sebagai pengingat sejarah, monumen ini juga memiliki ruang pameran untuk edukasi dan merupakan salah satu destinasi wisata budaya utama di Bali.

Patung Zapin Pekanbaru

Patung Zapin Pekanbaru adalah sebuah monumen untuk merayakan tari Zapin, sebuah tarian tradisional Melayu yang berasal dari wilayah tersebut.

Patung ini menggambarkan seorang penari Zapin dalam gerakan yang dinamis, menonjolkan kostum dan postur khas dari tarian tersebut.

Selain menjadi simbol budaya dan identitas lokal, patung ini juga berfungsi sebagai atraksi wisata yang menarik bagi pengunjung yang ingin lebih mengenal seni dan budaya Melayu.

Tugu tersebut dibangun oleh PT Citra Mutiara Bumi Riau. Pendanaan proyek ini bermuasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2011 yang menelan dana dengan pagu anggaran sebesar lebih dari Rp4 miliar.(***)

Editor : pejalan.or.id

Share |

Artikel Terkait