Tanjungpinang, pejalan.or.id – Sejarah Indonesia tidak bisa dilepaskan dari masa penjajahan Belanda yang berlangsung selama lebih dari tiga abad. Dalam periode panjang ini, banyak tokoh Belanda yang dikenal karena tindakan keras dan kejam mereka terhadap rakyat Indonesia.
Beberapa dari mereka memainkan peran penting dalam upaya kolonial untuk menguasai dan mengendalikan kepulauan ini. Berikut adalah beberapa tokoh Belanda yang paling terkenal karena kekejaman mereka selama penjajahan di Indonesia.
Jan Pieterszoon Coen (1587–1629)
Jan Pieterszoon Coen adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah kolonial Belanda di Indonesia. Ia dikenal sebagai pendiri Batavia (sekarang Jakarta) dan menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Coen dikenal karena taktik militernya yang brutal dan tanpa ampun, terutama dalam penaklukan Kepulauan Banda pada tahun 1621.
Saat itu, Coen memerintahkan pembantaian ribuan penduduk asli Banda yang menolak tunduk pada kekuasaan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie).
Selain itu, ia memaksa mereka yang selamat untuk bekerja di perkebunan pala di bawah pengawasan VOC. Kekejamannya ini menjadikan Coen salah satu simbol penindasan kolonial di Indonesia.
Herman Willem Daendels (1762–1818)
Herman Willem Daendels adalah Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang menjabat dari tahun 1808 hingga 1811. Salah satu proyek terkenalnya adalah pembangunan Jalan Raya Pos (Grote Postweg) yang membentang sepanjang 1.000 km dari Anyer hingga Panarukan.
Proyek ini dimaksudkan untuk memperkuat pertahanan militer Belanda di Jawa, namun dilakukan dengan menggunakan kerja paksa (rodi) dari penduduk setempat.
Pembangunan Jalan Raya Pos menyebabkan banyak rakyat Indonesia meninggal dunia karena kondisi kerja yang sangat berat dan perlakuan yang tidak manusiawi.
Daendels tidak ragu menggunakan kekerasan untuk memaksakan kebijakan-kebijakannya, sehingga ia sering dianggap sebagai salah satu penguasa kolonial yang kejam.
Cornelis de Houtman (1565–1599)
Cornelis de Houtman adalah pemimpin ekspedisi Belanda pertama ke Indonesia pada tahun 1596. Meskipun masa kekuasaannya di Indonesia relatif singkat, namun tindakan kekerasannya terhadap penduduk lokal memberi kesan mendalam dalam sejarah kolonial.
Ekspedisi Houtman ke Banten diwarnai oleh konflik dan kekerasan, yang sebagian besar dipicu oleh sikap arogan dan tidak hormat terhadap adat istiadat setempat.
Akibat dari perilaku kasar Houtman, ekspedisinya berakhir dengan kegagalan diplomatik. Namun, hal ini juga menjadi awal dari era dominasi Belanda di Indonesia, yang kemudian diwarnai oleh lebih banyak kekerasan dan penindasan.
Van den Bosch (1780–1844)
Johannes van den Bosch adalah tokoh di balik sistem tanam paksa (Cultuurstelsel) yang diterapkan di Jawa pada awal abad ke-19. Sistem ini memaksa petani Indonesia untuk menanam tanaman ekspor seperti kopi, gula, dan nila, yang kemudian dijual dengan harga murah kepada pemerintah kolonial Belanda.
Kebijakan ini menyebabkan penderitaan besar bagi petani Jawa, yang harus mengorbankan lahan pertanian mereka dan sering kali menghadapi kelaparan akibat berkurangnya produksi pangan.
Van den Bosch dianggap sebagai arsitek dari sistem eksploitatif ini, yang memperkaya pemerintah kolonial Belanda sambil mengorbankan kesejahteraan rakyat Indonesia. Meskipun ia kemudian dianugerahi gelar bangsawan, namanya dikenang dalam sejarah Indonesia sebagai simbol penindasan ekonomi.
Van Heutsz (1851–1924)
Jenderal Johannes Benedictus van Heutsz adalah seorang jenderal Belanda yang terkenal karena perannya dalam penaklukan Aceh.
Ia diangkat menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada awal abad ke-20 dan memimpin kampanye militer yang brutal untuk menundukkan rakyat Aceh yang terus melakukan perlawanan.
Di bawah komando Van Heutsz, tentara Belanda menggunakan taktik bumi hangus dan penyiksaan untuk memaksa rakyat Aceh menyerah.
Kemenangan Van Heutsz di Aceh menandai berakhirnya perlawanan besar terhadap penjajahan Belanda di Indonesia, namun juga meninggalkan jejak berdarah yang panjang.
Tokoh-tokoh Belanda di atas merupakan sebagian dari figur yang dikenal karena kekejaman mereka selama masa penjajahan di Indonesia. Sejarah ini mengingatkan kita akan penderitaan yang dialami oleh rakyat Indonesia di bawah kekuasaan kolonial.
Penting bagi kita untuk mengenang masa lalu ini, agar kita dapat belajar dari sejarah dan mencegah terulangnya penindasan serupa di masa depan.(***)
Editor : pejalan.or.id