Ngeri, Indonesia Punya Kontribusi Sebagai Penyumbang Sampah Plastik Terbesar di Dunia

Tanjungpinang, pejalan.or.id Sampah plastik masih jadi ancaman global. Setiap negara memiliki sumbangsi yang besar terhadap pencemaran sampah plastik. Indonesia, termasuk salah satu negara yang mendapat sorotan sebagai salah negara penyumbang sampah plastik terbesar di dunia.

Sebuah studi terbaru dari Universitas Leeds di Inggris mengungkapkan Indonesia berada pada urutan ketiga penyumbang sampah plastik dunia.

Indonesia hanya kalah dari India dan Negeria. India berada pada urutan pertama, dengan jumlah sampah plastik sebanyak 9,3 juta ton. Urutan kedua dipegang oleh Negeria dengan 3,5 juta ton sampah plastik.

Pada urutan ketiga, sahabat hijau bisa menebaknya negara mana. Jika sahabat hijau menjawabnya Indonesia atau negara +62. Jawabannya sangat benar.

Tumpukan Sampah Plastik masih berserakan di Pesisir Pantai Kota Tanjungpinang (Foto : _Fry)

Berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nature itu, Indonesia menempati urutan ketiga negara penyumbang sampah plastik terbesar di dunia. Jumlahnya adalah 3,4 juta ton sampah plastik.

Untuk lebih jelasnya, berikut 10 besar negara penyumbang sampah plastik terbesar dunia:

  • Kongo: 1 juta ton
  • India: 9,3 juta ton
  • Nigeria: 3,5 juta ton
  • Indonesia: 3,4 juta ton
  • Tiongkok: 2,8 juta ton
  • Pakistan: 2,6 juta ton
  • Bangladesh: 1,7 juta ton
  • Rusia: 1,7 juta ton
  • Brasil: 1,4 juta ton
  • Thailand: 1 juta ton
Sampah masih berserakan didahan akar Mangrove dipesisir Tanjungpinang (Foto : _fry)

Para peneliti mendapatkan data tersebut menggunakan model AI canggih untuk melacak sampah plastik di lebih dari 50.000 kota di seluruh dunia.

Dilansir dari detik para peneliti menemukan jumlah plastik yang dibuang ke lingkungan setiap tahun sangat mengerikan. Jumlahnya, 50,2 juta metrik ton.

plastik yang dilepaskan ke lingkungan setiap tahunnya. India menyumbang sekitar 9,3 juta ton. Jumlah tersebut dapat memenuhi sekitar 604 Taj Mahal.

Salah satu faktor penyebab tingginya sampah plastik yang mencemari di India karena kurangnya infrastruktur negara untuk pengumpulan dan pengelolaan limbah yang tepat. Meskipun negara India ada upaya untuk mengatur, kebijakan tetap terfragmentasi dan sulit ditegakkan.

“Angka-angka tersebut mewakili sebagian besar material yang dihasilkan di India. Jumlah sampah padat kota yang dibakar di India setara dengan empat negara pembakar sampah terbesar berikutnya yaitu Indonesia, Nigeria, China, dan Rusia,” kata Ed Cook, salah satu peneliti.

Keberhasilan Cina

Hal mengejutkan dan patut dicontoh adalah keberhasilan Cina keluar dari daftar pertama sebagai penghasil sampah plastik.

Para peneliti menyebutkan,  upaya terkoordinasi oleh Beijing telah mengeluarkan Cina mampu mengurangi plastik secara signifkan. Saat ini, Cina menempati urutan keempat dunia. Terjun bebas  dalam beberapa tahun terakhir. China kini tercatat hanya menyumbang 2,8 juta ton emisi sampah plastik.

Mangrove yang hidup di tumpukan sampah (Foto : _fry)

“China telah berinvestasi besar dalam pengumpulan dan pengolahan sampah padat kota dalam 15 tahun terakhir, yang berdampak besar pada mitigasi polusi plastik. Namun, perlu diingat bahwa, dalam hal kekayaan, China sangat dekat untuk menjadi negara berpendapatan tinggi, sedangkan India masih berada di golongan berpendapatan rendah. Akan sulit bagi India untuk mengikuti jalur yang sama seperti China karena mungkin tidak memiliki sumber daya untuk melakukannya,” tambah Cook dikutip dari detik.

Dr Costas Velis, peneliti utama dalam studi tersebut, menyatakan kebutuhan mendesak untuk mengatasi pembakaran terbuka dan sampah yang tidak diangkut. Ia berpendapat bahwa pengumpulan sampah harus dianggap sebagai kebutuhan mendasar, seperti layanan air dan sanitasi.

Studi tersebut menyerukan pengembangan ‘Perjanjian Plastik’ global yang baru dan ambisius untuk mengatasi sumber polusi plastik dan mengurangi dampaknya.

Dr Josh Cottom, penulis pertama laporan tersebut, menekankan bahwa peningkatan pengelolaan sampah padat dapat secara signifikan mengurangi polusi plastik dan meningkatkan kualitas hidup miliaran orang.

Para peneliti berharap temuan mereka akan membantu para pembuat kebijakan dalam menciptakan strategi yang efektif untuk memerangi polusi plastik secara global.(***)

Editor : pejalan.or.id

Share |

Artikel Terkait