Tanjungpinang, pejalan.or.id – Asap cair (liquid smoke) adalah produk hasil pirolisis dari bahan organik yang digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk pertanian, pengawetan makanan, dan pengolahan limbah. Berdasarkan komposisi kimianya, asap cair dapat dibedakan menjadi beberapa grade, masing-masing dengan karakteristik dan aplikasi yang berbeda.
Asap cair merupakan produk hasil pirolisis atau pembakaran tanpa oksigen dari material organik, seperti kayu, tempurung kelapa, atau limbah pertanian lainnya.
Belakangan, bahan tersebut kian digandrungi seiring semakin hangatnya perbincangan pertanian organik dan isu keberlanjutan, demikian halnya yang dilakukan oleh Kelompok Tani Rahmat II Desa Manyampa Bulukumba, yang digawangi oleh Jamaluddin seorang petani millenial yang memproduksi asap cair dari tempurung kelapa untuk kebutuhan pertanian.
Menggunakan alat pirolisis sederhana yang diserahkan tim PKM UMI Melalui Hibah DRTPM Kemendibud Ristek Tahun 2024 pada 22 Agustus lalu. Teknologi tepat guna tersebut dirancang untuk dapat memperoleh asap cair dari sisa atau limbah organik.
Melalui berbagai tinjauan ilmiah produk asap cair memiliki beragam manfaat, mari berkenalan produk tersebut berdasarkan gradenya.
1. Asap Cair Grade A: Kualitas Tertinggi
Asap cair Grade A merupakan jenis asap cair yang dihasilkan dari bahan baku berkualitas tinggi dan melalui proses pirolisis yang optimal. Karakteristik utama dari asap cair ini adalah konsentrasi senyawa aromatik yang tinggi, seperti fenol dan asam asetat, yang memberikan sifat antimikroba dan antioksidan yang baik. Menurut penelitian oleh Van Den Berg et al. (2020), asap cair Grade A dapat digunakan sebagai pengawet alami dalam industri makanan dan juga berfungsi sebagai pestisida alami yang efektif untuk tanaman .
2. Asap Cair Grade B: Kualitas Menengah
Asap cair Grade B memiliki karakteristik yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan Grade A. Meskipun masih mengandung senyawa bermanfaat, konsentrasi senyawa aromatik dan kualitas fisikasinya tidak sebaik Grade A. Asap cair ini sering digunakan dalam aplikasi pertanian, terutama sebagai pupuk organik. Menurut penelitian oleh Tsereteli et al. (2021), penggunaan asap cair Grade B dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman, meskipun hasilnya tidak seoptimal Grade A .
3. Asap Cair Grade C: Kualitas Rendah
Asap cair Grade C dihasilkan dari bahan baku yang kurang berkualitas dan proses pirolisis yang kurang terkontrol. Jenis ini memiliki kandungan senyawa berbahaya yang lebih tinggi, seperti tar dan karbon monoksida, yang dapat mengurangi manfaatnya bagi lingkungan.
Meskipun demikian, asap cair Grade C masih dapat digunakan dalam aplikasi non-pangan, seperti dalam pengolahan limbah atau sebagai bahan bakar alternatif. Menurut studi oleh Alavi et al. (2019), penggunaan asap cair Grade C dalam pengolahan limbah dapat membantu mengurangi pencemaran, meskipun dengan risiko yang lebih tinggi .
4. Asap Cair Berbasis Spesies: Penyesuaian dengan Bahan Baku
Selain grade, asap cair juga dapat dikategorikan berdasarkan spesies bahan baku yang digunakan. Asap cair yang dihasilkan dari kayu keras, misalnya, akan memiliki profil kimia yang berbeda dibandingkan dengan yang dihasilkan dari limbah pertanian.
Asap cair dari kayu keras umumnya mengandung lebih banyak senyawa fenolik, yang memberikan sifat pengawetan yang lebih baik. Sebuah studi oleh Aitken et al. (2022) menunjukkan bahwa asap cair dari kayu keras menunjukkan aktivitas antimikroba yang lebih tinggi dibandingkan dengan asap cair dari limbah pertanian, menjadikannya lebih efektif untuk aplikasi pengawetan makanan dan pertanian .
5. Aplikasi Asap Cair Berdasarkan Grade
Pemilihan jenis asap cair yang tepat sangat penting untuk aplikasi tertentu. Asap cair Grade A lebih cocok untuk aplikasi di industri makanan dan pertanian, sedangkan Grade B dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan rehabilitasi tanah.
Sementara itu, asap cair Grade C lebih sesuai untuk aplikasi yang tidak berhubungan dengan konsumsi manusia, seperti pengolahan limbah. Penelitian oleh Gonzalez et al. (2023) menunjukkan bahwa pemilihan jenis asap cair berdasarkan grade dapat mempengaruhi efektivitas dan dampak lingkungan dari penggunaannya .
Manfaat Asap Cair pada Tanaman Padi dan Jagung
Asap cair merupakan zat yang bermanfaat untuk tanaman, salah satunya adalah padi dan jagung. Asap cair tidak hanya digunakan sebagai pestisida alami, tetapi juga sebagai pupuk organik yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman secara keseluruhan.
Asap cair memiliki kandungan fenol, asam asetat, dan berbagai senyawa karbon organik yang berfungsi sebagai pestisida alami. Senyawa-senyawa ini mampu membasmi serangga dan hama yang menyerang tanaman padi dan jagung. Menurut penelitian yang diterbitkan oleh Journal of Agricultural Science pada tahun 2021, penggunaan asap cair sebagai pestisida alami dapat mengurangi serangan hama hingga 30% pada tanaman padi dan jagung .
Tidak hanya sebagai pestisida alami, asap cair juga memiliki manfaat sebagai pupuk organik yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Asap cair mengandung zat-zat seperti asam organik dan tar yang berfungsi meningkatkan kesuburan tanah. Penelitian yang dilakukan, dalam International Journal of Agricultural Technology pada tahun 2020 menunjukkan bahwa aplikasi asap cair pada lahan tanaman jagung dapat meningkatkan hasil panen hingga 15% dibandingkan dengan lahan yang tidak menggunakan asap cair .
Selain itu, asap cair juga berperan dalam meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit. Fenol dan asam-asam yang terkandung dalam asap cair bertindak sebagai agen antimikroba yang mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri patogen pada tanaman. Studi oleh Plant Pathology Journal pada tahun 2019 menemukan bahwa penggunaan asap cair pada tanaman padi mampu mengurangi insiden penyakit hawar daun hingga 25% .
Penggunaan asap cair juga berpotensi dalam mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi pencemaran tanah serta air yang diakibatkan oleh penggunaan pupuk kimia berlebih. Menurut laporan dari Environmental and Agricultural Studies pada tahun 2022, penggunaan asap cair sebagai pupuk organik pada tanaman jagung dapat mengurangi kebutuhan pupuk nitrogen hingga 40%, tanpa mengurangi produktivitas tanaman .
Asap cair juga memiliki manfaat jangka panjang bagi kualitas tanah. Senyawa-senyawa organik yang ada dalam asap cair dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas retensi air, dan mendorong aktivitas mikroorganisme bermanfaat.
Studi yang dilakukan oleh Journal of Soil Science and Environmental Management pada tahun 2021 menemukan bahwa lahan pertanian yang secara rutin diberikan asap cair menunjukkan peningkatan kesuburan tanah dan daya serap air, yang sangat menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman padi dan jagung di daerah dengan curah hujan yang rendah .
Dengan berbagai manfaat yang telah terbukti, penggunaan asap cair pada tanaman padi dan jagung menjadi alternatif yang ramah lingkungan dan ekonomis. Selain meningkatkan hasil panen, penggunaan asap cair juga mendukung pertanian berkelanjutan dengan mengurangi ketergantungan pada bahan kimia sintetis, menjaga keseimbangan ekosistem, dan meningkatkan kualitas tanah jangka panjang.(***)
Editor : pejalan.or.id