Tanjungpinang, pejalan.or.id – Perkembangan teknologi digital telah mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Salah satu inovasi penting yang muncul dari transformasi ini adalah penggunaan learning analytics (LA) untuk meningkatkan pembelajaran di institusi pendidikan tinggi. LA menawarkan cara baru untuk mengumpulkan, menganalisis, dan melaporkan data perilaku belajar siswa guna mengoptimalkan pengalaman belajar dan mengajar.
Namun, seperti yang diuraikan dalam artikel Design Principles for Learning Analytics Information Systems in Higher Education karya Andy Nguyen et al. (2020), penerapan LA di dunia pendidikan seringkali masih sporadis dan tidak terstruktur. LA banyak digunakan dalam konteks yang terbatas dan ad-hoc, tanpa panduan yang jelas untuk desain dan implementasi yang lebih luas.
Dengan adanya lebih dari 1.173 siswa yang terlibat dalam uji coba sistem informasi LA ini, artikel ini memberikan panduan yang lebih terstruktur melalui prinsip-prinsip desain yang telah diuji dan dievaluasi. Seiring dengan peningkatan pesat teknologi, seperti diungkapkan oleh Siemens dan Long (2011), LA dapat mengukur dan memprediksi perilaku belajar siswa dalam waktu nyata. Kendati manfaatnya yang signifikan, adopsi LA masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti keterbatasan integrasi data dan penerapan yang belum optimal di tingkat kelembagaan.
Pendekatan berbasis sistem informasi yang lebih terencana seperti yang ditawarkan dalam artikel ini dapat menjadi solusi bagi berbagai institusi pendidikan yang sedang berusaha mengelola data besar secara lebih efisien dan efektif. Artikel ini, dengan data dan bukti empirisnya, membuka jalan baru bagi pemahaman kita tentang bagaimana teknologi dapat mendukung pembelajaran di era digital ini.
Artikel Design Principles for Learning Analytics Information Systems in Higher Education secara detail menjelaskan bagaimana prinsip desain yang disusun dapat memandu pengembangan sistem informasi analitik pembelajaran (LAIS) di lingkungan pendidikan tinggi. Salah satu kontribusi utama dari penelitian ini adalah pengembangan sistem berbasis Design Science Research (DSR) yang mengutamakan proses iteratif dalam merancang dan mengevaluasi artefak berupa prototipe sistem.
Dengan menggunakan pendekatan ini, penulis berhasil menciptakan sebuah sistem yang mampu memantau lebih dari 1.173 mahasiswa yang tersebar di empat kursus berbeda, menunjukkan efektivitas prinsip-prinsip desain yang diusulkan.
Salah satu angka kunci yang diungkapkan dalam artikel ini adalah peningkatan interaksi mahasiswa dengan konten pembelajaran secara signifikan setelah diterapkannya LAIS. Sebagai contoh, ketika salah satu materi pembelajaran dipantau, jumlah interaksi mahasiswa meningkat lebih dari 300% setelah intervensi dilakukan oleh dosen menggunakan data yang disediakan oleh sistem.
Data ini menunjukkan betapa besar dampak penggunaan LAIS dalam membantu pengajar untuk mengidentifikasi masalah pada materi ajar, serta memungkinkan mereka untuk melakukan intervensi secara lebih tepat waktu (Nguyen et al., 2020).
Namun, tantangan yang dihadapi dalam implementasi LAIS tidaklah kecil. Seperti yang disebutkan oleh Daniel (2015), salah satu kendala terbesar adalah bagaimana mengintegrasikan data dari berbagai sistem informasi yang berbeda, yang sering kali tidak terhubung satu sama lain. Artikel ini juga menyoroti pentingnya interoperabilitas antar sistem, di mana LAIS harus mampu mengakses dan memproses data dari berbagai sumber tanpa kehilangan informasi yang penting.
Untuk mengatasi ini, penulis mengusulkan prinsip desain yang menekankan pentingnya aksesibilitas dan integrasi sistem yang mulus. Sistem juga harus memastikan data tersedia secara real-time dan dapat digunakan oleh dosen maupun siswa kapan saja, yang terbukti dalam sistem ini melalui data log server yang diambil dari lebih dari seribu mahasiswa.
Selain aspek teknis, aspek etika juga menjadi perhatian penting dalam penerapan LAIS. Penulis mengungkapkan bahwa 78,1% mahasiswa yang disurvei menyatakan kekhawatiran tentang bagaimana informasi mereka digunakan oleh pengajar, terutama terkait privasi dan keamanan data. Oleh karena itu, prinsip desain yang memperhatikan anonimitas dan perlindungan data menjadi aspek kritis dalam pengembangan LAIS. Penulis menyarankan bahwa sistem tidak hanya harus fokus pada pengumpulan data, tetapi juga pada bagaimana data tersebut disimpan dan digunakan dengan cara yang transparan dan aman.
Melalui artikel Design Principles for Learning Analytics Information Systems in Higher Education, kita dapat melihat bahwa LAIS memiliki potensi besar dalam meningkatkan proses pembelajaran di pendidikan tinggi. Dengan adanya data yang dapat diakses secara real-time, pengajar dapat melakukan intervensi yang tepat sasaran, seperti yang terbukti dengan peningkatan lebih dari 300% dalam interaksi mahasiswa dengan materi pembelajaran. Namun, implementasi LAIS tidak terlepas dari tantangan teknis dan etika, seperti interoperabilitas sistem dan privasi data.
Sebagai pengamat pendidikan dan sistem informasi, saya melihat bahwa masa depan LAIS sangat cerah jika tantangan ini dapat diatasi. Penggunaan data besar dalam pendidikan adalah langkah maju yang sangat penting, namun hal ini juga harus diimbangi dengan perhatian yang serius terhadap aspek keamanan dan perlindungan privasi mahasiswa. Prinsip desain yang diusulkan dalam artikel ini memberikan landasan kuat bagi institusi pendidikan untuk mengadopsi dan mengembangkan sistem yang tidak hanya efektif secara teknis, tetapi juga bertanggung jawab secara etis.(***)
Sumber : Nguyen, A., Tuunanen, T., Gardner, L., & Sheridan, D. (2020). Design principles for learning analytics information systems in higher education. European Journal of Information Systems, 30(5), 541-568.
_______