Tanjungpinang, Pejalan.or.id – Laut menyediakan begitu banyak jenis ikan untuk dikonsumsi manusia. Bahkan ikan hiu yang merupakan predator ganas di lautan pun tak pelak menjadi buruan untuk disulap menjadi aneka olahan lezat. Jumlah spesies yang semakin langka membuat harga daging ikan ini melambung tinggi. Namun, adakah manfaat atau dampak yang diperoleh dari mengonsumsi daging ikan hiu?
Menilik sedikit jauh ke belakang, penggunaan ikan hiu sebagai bahan masakan pertama kali dilakukan pada zaman Dinasti Ming di Cina, sekitar tahun 1368-1644. Masyarakat Cina pada masa itu percaya bahwa mengonsumsi daging ikan hiu akan membawa manfaat bagi kesehatan tubuh.
Sejak saat itu, hidangan berbahan dasar daging ikan hiu pun menjadi hidangan khas kerajaan dan jamuan wajib dalam setiap pertemuan kenegaraan. Citarasa nikmat olahan daging ikan hiu itu pun sampai di lidah masyarakat negara-negara lain. Membuat ikan ini tampil sebagai salah satu primadona, di kalangan bahan makanan langka nan mahal lainnya.
Dilansir dari Halodoc.com, Bagian paling mahal dari ikan hiu adalah siripnya. Tak tanggung-tanggung, untuk sirip kualitas standar saja, kamu perlu mengeluarkan sekitar 15 juta rupiah per kilonya. Tidak heran setiap tahunnya ada ratusan ekor ikan hiu yang diburu hanya untuk diambil siripnya. Hiu yang telah diambil siripnya itu pun kebanyakan dilepaskan kembali ke laut, dan perlahan mati karena kehilangan keseimbangan. Itulah mengapa jumlah ikan hiu semakin langka.
Konsumsi Ikan Hiu Sebenarnya Berbahaya
Anggapan bahwa mengonsumsi ikan hiu itu baik untuk kesehatan ternyata salah. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pada 2009 menyatakan bahwa kandungan merkuri dalam ikan hiu sangatlah tinggi. Bahkan, tertinggi di antara jenis ikan lainnya, yaitu 14 ppm. Hal ini dikarenakan dalam tubuh ikan hiu terdapat akumulasi polutan dari hewan-hewan yang dimangsanya.
Kandungan merkuri yang tinggi dalam daging ikan hiu, dapat menimbulkan banyak dampak negatif bagi tubuh. Seperti merusak sistem saraf pusat, memicu penyakit kardiovaskular, mengurangi kesuburan pria, dan menimbulkan berbagai penyakit neurodegenerative, yaitu penyakit penurunan fungsi otak, seperti alzheimer.
Parahnya lagi, jika dikonsumsi oleh anak-anak yang masih dalam tahap pertumbuhan, kandungan merkuri dalam daging ikan hiu dapat memengaruhi perkembangan otak. Akibatnya, beberapa kemampuan kognitif seperti kemampuan bahasa, memori, daya ingat, konsentrasi, hingga kemampuan motorik halus lainnya akan terganggu.
Selain itu, ikan hiu juga menumpuk senyawa berbahaya seperti arsenik dari ikan buruannya. Arsenik merupakan zat yang berbahaya bagi tubuh. Satu tetes saja dapat membunuh semua sel dan dalam jumlah tertentu zat ini dapat merusak paru-paru dan kulit. Jika arsenik masuk dalam aliran darah, ia akan memengaruhi sel tubuh dan memicu pertumbuhan sel kanker. Mengejutkannya, senyawa arsenik ini justru terkonsentrasi pada bagian sirip, yang difavoritkan banyak orang
Dampak konsumsi hiu
Kesehatan
Merkuri dapat memengaruhi perkembangan otak anak-anak, sedangkan arsenik dapat merusak paru-paru dan kulit.
Ekosistem laut
Hiu berperan penting dalam menjaga ekosistem laut, seperti melindungi terumbu karang dan populasi ikan.
Khasiat sirip hiu
Khasiat sirip hiu yang diklaim untuk kesehatan, seperti meningkatkan kesehatan kulit, gairah seksual, menambah energi, mencegah penyakit jantung, dan menurunkan kolesterol, hanya mitos.
Selain paparan di atas, kita akan mengulik lebih dalam apa saja dampak mengonsumsi daging hiu:
1. Gangguan Saraf
Salah satu toksin atau racun berbahaya yang mungkin terkandung dalam ikan hiu adalah merkuri (Hg). Sebenarnya, hampir semua ikan dan makanan laut mengandung merkuri. Akan tetapi, beberapa hewan laut ada yang mengandung kadar merkuri tinggi, termasuk ikan hiu.
Paparan terhadap merkuri (bahkan dalam jumlah kecil) dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, salah satunya adalah masalah persarafan.
Merkuri merupakan sebuah neurotoksin kuat yang dapat menyebabkan masalah di sel saraf. Makan ikan hiu dapat menimbulkan masalah persarafan, seperti kesemutan atau sensasi ditusuk jarum di bagian kaki, tangan, dan sekitar mulut.
Selain itu, kondisi kelemahan otot, gangguan bicara, gangguan pendengaran, gangguan berjalan serta gangguan kesadaran juga dapat terjadi akibat paparan merkuri tinggi.
2. Gangguan Perkembangan Janin
Merkuri dalam daging maupun sirip ikan hiu dapat berbahaya jika dikonsumsi ibu hamil. Paparan merkuri saat hamil dapat memengaruhi perkembangan otak dan sistem saraf janin. Hal ini dapat bertahan hingga bayi lahir dan bertumbuh nantinya.
3. Masalah Kulit
Paparan merkuri dalam daging hiu juga bisa menyebabkan masalah perkembangan kognitif, memori, kemampuan fokus, bahasa, kemampuan motorik, dan kemampuan visuospatial bayi ke depannya.
Merkuri yang terkandung di dalam tubuh ikan hiu dapat diserap oleh sistem pencernaan. Ketika masuk ke dalam tubuh, merkuri dapat menimbulkan masalah pada organ tubuh yang lain, salah satunya kulit.
Ruam merah di kulit dan dermatitis (peradangan di kulit) merupakan dampak yang dapat terjadi akibat paparan merkuri.
4. Masalah Ginjal
Salah satu organ yang dapat terdampak akibat paparan merkuri di dalam ikan hiu adalah ginjal. Berbagai masalah ginjal dapat terjadi adalah peningkatan jumlah protein dalam urin (proteinuria) hingga gagal ginjal.
5. Penyakit Degeneratif Otak
Selain merkuri, di dalam ikan hiu terkandung zat lain juga yang dapat membawa dampak buruk bagi tubuh. Penelitian menunjukkan, dalam jaringan ikan hiu terdapat neurotoksin asam amino b-methylamino-L-alanine (BMAA).
BMAA berpotensi untuk membunuh sel saraf sehingga meningkatkan risiko terjadinya penyakit neurodegeneratif, seperti Alzheimer, Parkinson, dan sklerosis lateral amilotrofik.
Meski makan hidangan berbahan daging hiu tampak sensasional dan terkesan mewah, Anda perlu berpikir dua kali sebelum mengonsumsinya. Dampak negatif serta bahaya makan ikan hiu ternyata cukup banyak dan dapat menyerang berbagai organ tubuh.
Sebagai alternatif, Anda bisa memilih jenis ikan lainnya yang lebih menyehatkan, lebih ramah kantong, dan ramah lingkungan. (***)
Editor : _____