Orang Bunian, Berada di Dimensi yang Berbeda Dengan Orang Biasa

Tanjungpinang, pejalan.or.id – Orang Bunian adalah sejenis makhluk halus yang dipercaya oleh masyarakat Minangkabau dan Melayu di Sumatera, Kalimantan, serta di Malaysia Barat. Berdasar mitos yang beredar, orang Bunian diyakini memiliki kemampuan supranatural dan biasanya gaib, sehingga hanya dapat dilihat oleh orang-orang tertentu.

Di sisi lain, mereka terkadang menampakkan diri dan berbaur dengan manusia tanpa ada yang menyadari keberadaannya. Konon, sifat orang Bunian sangat sulit ditebak, dan mereka kerap memberikan bantuan kepada para dukun.

Rumah Orang Bunian

Orang Bunian hidup di dimensi yang berbeda dengan manusia dan hanya dapat dilihat ketika mereka mau menampakkan diri.

Ketika menampakkan diri, mereka berwujud menyerupai manusia dengan paras yang rupawan. Sebagian masyarakat meyakini bahwa mereka hidup di pedalaman hutan atau bukit yang jauh dari pemukiman warga.

Ada pula yang mengatakan bahwa mereka kerap tinggal di tempat-tempat sepi dan rumah kosong yang telah ditinggalkan pemiliknya dalam waktu lama. Di samping itu, ada yang meyakini bahwa mereka mampu tinggal di dekat manusia, bahkan berbagi rumah dengan manusia tanpa disadari.

Konon, orang Bunian hidup dalam komunitas besar yang meniru struktur sosial manusia. Mereka dipercaya memiliki kekayaan, klan, dan keluarga sendiri.

Menikah dengan manusia

Orang Bunian biasanya menampakkan diri di depan manusia yang disukai, supaya bisa digoda dan dijadikan pasangan. Orang yang disukai itu kemudian akan mengikuti orang Bunian ke dunianya dan diajak menikah.

Bahkan masyarakat Melayu percaya bahwa orang Bunian bisa menikah dengan manusia biasa dan memiliki anak gaib.

Kemungkinan manusia yang “diculik” orang Bunian untuk kembali ke rumahnya pun sangat kecil. Konon, pernah ada laki-laki yang dianggap hilang oleh keluarganya karena dibawa perempuan Bunian ke dunianya dan diajak untuk menikah.

Ketika laki-laki itu bisa kembali ke kampung halamannya, semua keluarga dan kerabatnya telah

Ilustrasi Orang Bunian di Sebuah Pedalaman Hutan (Illstrasi)

meninggal karena sebenarnya ia pergi dalam waktu yang sangat lama. Hal ini karena hitungan waktu di alam orang Bunian dan dunia nyata berbeda.

Suka menculik dan menyesatkan Orang Bunian cenderung ditakuti karena suka menculik anak-anak dan sering menyesatkan orang di hutan belantara. Mereka dipercayai suka keluar dari hutan ketika menjelang waktu magrib.

Oleh sebab itu, anak-anak dilarang berkeliaran di luar rumah pada waktu tersebut. Selain itu, orang Bunian dipercaya suka menyesatkan manusia di hutan. Biasanya, saat hari menjelang Magrib, akan tercium aroma harum masakan.

Itu adalah pancingan pertama orang Bunian, sekaligus undangan kepada yang tersesat untuk masuk ke perkampungannya. Mereka yang disesatkan biasanya merasa diterima oleh komunitas masyarakat desa yang ramah. Mereka pun menganggap perkampungan orang Bunian sebagai perkampungan biasa dengan rumah-rumah dan fasilitas umum.

Tidak jarang, mereka yang disesatkan akan hidup dan berkeluarga di alam orang Bunian. Mereka lupa pada dunia aslinya karena kampung Bunian sangat indah dan melenakan. Manusia yang telah dibawa orang Bunian biasanya baru bisa kembali ke dunia nyata setelah dilepaskan.

Namun, dalam banyak kasus, kondisi fisik dan jiwa orang yang dikembalikan ke dunia nyata seperti tidak waras lagi. Meski demikian, sebagian masyarakat mengatakan bahwa orang Bunian terkadang suka menolong orang yang tersesat di hutan.

Konon, sifat orang Bunian memang tidak dapat ditebak, sehingga manusia harus selalu waspada jika berada di wilayah yang mereka huni. Sebagian masyakarat Melayu dan Minangkabau percaya akan keberadaannya. Akan tetapi secara fakta, eksistensi orang Bunian masih menjadi misteri.

Referensi: Biancaa, Fereen. (2019).
Ensiklopedi Hantu dan Makhluk Gaib Nusantara. Yogyakarta: Media Pressindo. Suhardi. (2021). Folklore Melayu: Dalam Bentuk dan Keragamannya. Yogyakarta: Penerbit Deepublish. Yousof, Ghulam-Sarwar. (2016). One Hundred and One Things Malay. Singapore: Partridge Publishing.

Share |

Artikel Terkait